ASN Purbalingga Peduli Petani Cabai

Sebagai salah satu bahan kebutuhan pokok, cabai dapat mempengaruhi inflasi.sehingga perhatian pemerintah terhadap komoditas ini cukup besar. Pada suatu ketika harga cabai dapat melambung tinggi sehingga membuat penyedia jasa kuliner dan ibu ibu rumah tangga kelimpungan , sedangkan saat yang berbeda harga cabai rendah hingga membuat para petani menderita kerugian , padahal kebutuhan biaya produksi cabai tidak dapat ditekan , apalagi jika musim tidak bersahabat sehingga hama penyakit sering menyerang tanpa permisi. Menurut data BPS konsumsi per kapita cabai nasional kita relatitif tetap, yakni antara 0,313 Ons per kapita [data BPS 2017].

Melihat betapa pentingnya komoditas ini , perlu dipikirkan bagaimana caranya agar produksi cabai selalu ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga yang masuk akal. Terjadinya fluktuasi harga cabai murni dipengaruhi hukum pasar. Begitu pasokan menipis , harga langsung meroket. Perilaku petani yang sering bersikap latah serta ikut ikutan ketika harga cabai naik, petani cenderung menanam cabai sehingga cabai melimpah. Hal ini memicu harga anjlok. Sedangkan produksi cabai tidak merata sepanjang tahun,

Dalam tiga bulan terakhir diawal tahun 2019 harga cabai terus turun , hal ini dikarenakan panen raya terjadi dibeberapa wilayah secara bersama sama , sementara komoditas tanaman cabai mudah terserang hama penyakit dan buah cabai cepat busuk .

Menurut Petani di Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Fahrudin mengatakan harga saat cabai merah dibeli tengkulak dengan kisaran harga Rp 4.000 -Rp 6.000 per kilogram. Padahal, menurut Fahrudin, petani di Desa Kutabawa tengah panen raya. Akibatnya merugi karena biaya produksi tinggi yang meliputi, biaya pengolahan lahan, perawatan, pupuk, dan pestisida dan tenaga kerja. Kalau harganya paling tinggi cuma Rp 6.000 tidak ada untungnya, demikian tuturrya . Kamis (3/1).

Kondisi serupa juga dialami petani sayuran. Bambang Nuryono atau Yoyon dari asosiasi Petani Hortikultura Purbalingga , mengatakan, harga beberapa komoditas sayur turun drastis dibandingkan harga normal. Harga cabai merah keriting di tingkat petani saat ini hanya dihargai Rp 5000 per kilogram, menurun drastis dari harga normal sekitar Rp 15 ribu perkilogram. Yoyon menambahkan, selain produk yang melimpah, Dia menduga penurunan harga yang amat tajam itu terjadi karena terjadi panen raya serentak di sejumlah daerah penghasil cabai. Antara lain, Banyumas, Brebes, Banjarnegara, Wonosobo hingga Magelang. Pasokan cabai, melimpah ruah, namun permintaan sedikit. “Banyaknya petani yang menanam cabai itu juga ditopang oleh cuaca yang mendukung. Yaitu, curah hujan yang relatif rendah. Dalam kondisi demikian, tanaman cabai dapat berkembang maksimal.

Kemudian masuknya produk cabai dari Jawa Barat di pasar Jawa Tengah juga turut mempengaruhi rendahnya harga jual cabai di tingkat lokal. Anjloknya harga cabai ini menyebabkan para petani harus menanggung rugi. Hasil panen tak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. “Di sini cabai sudah melimpah, ditambah produk cabai dari Jawa Barat dan Jawa timur juga masuk dengan harga lebih murah. Ini sangat mempengaruhi,”.

Melihat kondisi yang memprihatinkan bagi para petani cabai di Purbalingga, maka dilakukan sebuah gerakan yang dinamakan ASN Pertanian peduli petani. Wujud kepedulian itu adalah dengan membeli cabai langsung kepada petani, bukan pada tengkulak atau pedagang pasar. Untuk memutus rantai distribusi yang panjang dan membuat harga cabai di tingkat petani murah.. Karenanya, Pemerintah Kabupaten Purbalingga menggelar bazar cabai, mulai Jumat, 18 Januari 2019. Sebanyak 200 kwintal cabai dari petani dipasarkan langsung di kompleks kantor Dinas pertanian Purbalingga.

Pada tanggal 30 Januari 2019 Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga , melalui Surat Edaran (SE) Plt.Bupati Purbalingga, Nomor 500/0857 tanggal 30 Januari 2019 tentang Gerakan Selamatkan Petani Hortikultura Purbalingga. Plt. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ. MM menghimbau kepada ASN agar turut serta menyelamatkan petani cabai Purbalingga dan kepada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Purbalingga agar mengkoordinir pemesanan cabai di OPDnya masing-masing, kemudian masing-masing OPD ini dapat memesan cabai melalui Dinas Pertanian Purbalingga.

Maka pada tanggal 22 Februari 2019 Asosiasi Petani Hortikultura Purbalingga dimotori oleh Dinas Pertanian dan Bagian Perekonomian Pemda Purbalingga menggelar acara bazar cabai yang diikuti oleh seluruh ASN di Komplek Pendopo Dipokusumo. Cabai merah kriting seberat 1,1 Ton habis terjual , dibeli Aparatur Sipil Negara (ASN). Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintahan daerah (Pemda), atas anjloknya harga cabai di pasaran.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *