Menentukan Jadwal Waktu Tanam Padi Berdasarkan Pranoto Mongso

Pranoto Mongso adalah pembagian musim dalam satu tahun yang disusun berdasarkan sifat-sifat dan siklus perubahan iklim di suatu wilayah dengan menggunakan metode “Ilmu Titen”. Yang dimaksud dengan ilmu titen adalah ilmu yang didapat dari hasil pengamatan fenomena alam. Terkait dengan kegiatan budidaya tanaman, ada dua aspek yang sangat penting untuk dipelajari dari adanya pranoto mongso ini, yaitu:

  1. Hubungan antara jadwal waktu tanam suatu jenis komoditas tanaman tertentu dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersangkutan, sampai kepada tingkat
  2. Hubungan antara siklus perubahan cuaca dengan dinamika perkembangan hama dan penyakit tanaman.

Kedua hal tersebut di atas sangat diperlukan agar petani dapat menentukan jadwal waktu tanam yang tepat. Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari adanya jadwal waktu tanam ini, contohnya:

  • Mengurangi resiko gangguan hama dan penyakit tanaman, sehingga secara tidak langsung dapat menekan penggunaan pestisida.
  • Mengurangi resiko gagal panen atau puso akibat kekurangan air, kebanjiran, roboh terkena angin, dan sebagainya.
  • Produksi atau hasil panen diharapkan bisa maksimal apabila ditanam pada waktu yang tepat, karena keberhasilan budidaya tanaman sangat dipengaruhi kondisi lingkungan.

Memang iklim dan cuaca telah banyak mengalami perubahan. Namun perubahan yang terjadi juga tetap memiliki pola dan kecenderungan yang tetap bisa diamati. Dengan demikian, petani yang memiliki dasar pemahaman pranoto mongso tentu jauh lebih baik dibanding petani yang tidak punya pedoman.

 

PENGAMATAN

Untuk mengetahui kaitan antara siklus musim dengan dinamika perkembangan hama dan penyakit utama tanaman padi, kami mencoba melakukan pengamatan terhadap kondisi hama dan penyakit secara langsung di lapangan di beberapa lokasi yang menjadi sentra produksi padi, khususnya di wilayah Kabupaten Purbalingga. Kami melakukan pengamatan tersebut setiap musim tanam, baik saat bertepatan dengan musim penghujan maupun musim kemarau. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus hingga saat tulisan ini dibuat.

 

HASIL PENGAMATAN SEMENTARA

Berdasarkan hasil pengamatan sementara, yang telah dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih 19 tahun (tahun 2000 sampai dengan 2019), dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  • Dinamika perkembangan populasi hama dan perkembangan penyakit tanaman sangat dipengaruhi perubahan cuaca.
  • Gangguan hama dan penyakit tanaman (OPT) pada musim hujan biasanya lebih berat dibandingkan dengan gangguan OPT pada musim kemarau. Gangguan OPT pada tanaman padi mengalami perkembangan pesat pada pertengahan bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Maret. Dalam kalender “Pranoto Mongso” bertepatan dengan pertengahan “Mongso Ka-wolu” (Musim ke-8) hingga pertengahan “Mongso Ka-sanga” (Musim ke-9). Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gangguan OPT akan mencapai klimaks (puncak) pada awal bulan April.
  • Pada musim kemarau, gangguan OPT pada tanaman padi biasanya banyak terjadi pada pertengahan bulan Juli (Mongso Ka-siji) hingga pertengahan bulan Agustus (Mongso Ka-ro) dan pertengahan bulan September (Mongso Ka-telu).
  • Penyimpangan musim, seperti terjadinya fenomena kemarau basah (musim hujan sepanjang tahun) sebagaimana yang terjadi pada tahun 2010 dan tahun 2016 dapat memicu terjadinya ledakan hama atau penyakit tertentu. Ledakan hama atau penyakit tersebut akan dirasakan dampaknya hingga satu tahun setelah terjadinya penyimpangan musim. Setelah siklus musim kembali normal, maka pola serangan hama dan penyakit juga berangsur kembali seperti biasanya.

 

PENERAPAN JADWAL WAKTU TANAM

Dengan mengacu kepada Hasil-hasil pengamatan di lapangan, serta didukung dengan beberapa informasi dan pengalaman petani, maka dapat diketahui bahwa:

  • Untuk musim penghujan (MT : Oktober – Maret), kegiatan penyemaian benih padi hendaknya sudah mulai dilakukan pada awal bulan November sampai dengan awal bulan Desember (Mongso Ka-nem). Adapun kegiatan pindah tanam sebaiknya dilakukan di akhir Bulan November sampai pertengahan bulan Desember (masih dalam periode Mongso Ka-nem)
  • Untuk musim kemarau (MT : April – September), penyemaian benih padi hendaknya dilakukan pada pertengahan bulan April (Mongso Ka-sepuluh) hingga awal bulan Mei (awal Mongso Ka-sewelas). Sedangkan pindah tanam sebaiknya dilakukan pada pertengahan bulan Mei sampai dengan awal bulan Juni (akhir Mongso Ka-sewelas sampai awal Mongso Ka-rolas).

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *