PEMBUATAN KOMPOS DI LINGKUNGAN SEKOLAH SMP N 1 MREBET

SMP N 1 Mrebet memiliki lingkungan yang asri, dengan dihiasi pepohonan rindang dan tanaman penyejuk ruangan. Di bagian belakang sekolah masih ada sebidang tanah yang juga ditanami singkong dan pohon pepaya menambah suasana lingkungan sekolah semakin nyaman dan menyenangkan. Hal ini bisa menambah wawasan bagi guru dan murid untuk bagaimana cara bercocok tanam secara sederhana. Tentunya hasil samping dari singkong dan buah pepaya bisa diolah menjadi aneka makanan sebagai bahan praktek pembelajaran bagi guru dan muridnya.

Namun salah satu dampak lingkungan sekolah yang banyak ditanami pepohonan tentunya akan meninggalkan sampah daun, ranting maupun rumput yang terus tumbuh secara liar. Disisi lain pertumbuhan cabang tanaman yang terus meninggi atau menyamping juga perlu dilakukan pemangkasan sehingga menambah sampah hijau yang semakin menggunung. Dan hal itu terus berulang.

Melihat hal tersebut, Kepala Sekolah SMP N 1 Mrebet, Bambang Riadiyanto berinisiatif untuk membuat pupuk kompos dari sisa sampah hijauan daun dan rumput liar supaya yang tadinya hanya dibuang percuma menjadi memiliki sebuah manfaat yakni sebagai pupuk yang akan dikembalikan lagi ke lahan pertanian percobaan di lingkungan sekolah.

Membuat pupuk kompos di sekolah

  1. Hijauan daun dan rumput liar dikumpulkan di taruh diatas terpal
  2. Rumput dan ranting daun yang masih terlalu panjang dipotong kecil dan pendek menjadi sekitar 5-10 cm, sehingga ketika diaduk dengan dekomposer menjadi lebih mudah
  3. Sedikit demi sedikit bahan dimasukkan ke dalam komposter sambil ditaburi bekatul, air gula plus dekomposer EM4. Bekatul dan gula berfungsi sebagai nutrisi bagi bakteri, sehingga ketika bakteri pindah ke lingkungan yang baru, maka bisa beradaptasi dengan baik.
  4. Isi dekomposter lapis demi lapis antara bahan baku rumput dan hijauan, bekatul dan air gula plus dekomposer sampai penuh lalu ditutup rapat. Sebenarnya bisa juga semua bahan diaduk diatas terpal, baru setelah tercampur merata dimasukan ke dalam ember dekomposter. Namun hal ini akan terlihat lebih berantakan.
  5. Dekomposer akan merombak semua bahan organik menjadi kompos yang akan berlangsung kurang lebih selama sebulan.
  6. Sebaiknya tutup jangan dibuka selama proses fermentasi berlangsung. Hal itu bertujuan supaya suhu dalam media meningkat yang bisa mencapai 60 OC. Suhu yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk menghancurkan media, bisa juga dimanfaatkan untuk mematikan jamur, bakteri merugikan bahkan biji rumput.
  7. Setelah kompos jadi, bisa digunakan sebagai campuran media tanam maupun untuk memupuk tanaman di sekitar lingkungan sekolah.

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *