Budidaya Bawang Merah Tumpang Sari Dengan Cabai Merah Di Kelompok Tani Igir Kele Desa Danasari Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan tanaman semusim yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas rempah satu ini. Untuk menyikapi lonjakan harga dan menyukupi kebutuhan rumah tangga, kelompok tani Igir Kele Desa Danasari Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga mencoba membudidayakan bawang merah varietas Bima Brebes. Budidaya bawang merah di poktan igir kele baru pertama kali dilakukan, dan berkat pendampingan dari PPL wilayah binaan dan PPL dari BPP Karangjambu kelompok tani Igir Kele berhasil membudidayakan bawang merah dengan hasil yang sangat memuaskan. Selama ini bawang merah lebih banyak dibudidayakan di lahan sawah dan jarang diusahakan di lahan kering/tegalan. Secara teknis, bawang merah mampu beradaptasi baik jika ditanam di dataran rendah, baik di Karangjambu ternyata pertumbuhan bawang merah sangat bagus. demikian bawang merah mempunyai prospek untuk dikembangkan di lahan kering walaupun dengan luasan lahan kecil sekalipun,dan dapat ditanam tumpang sari dengan cabai merah.

Syarat Tumbuh bawang merah baik di dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1000 mdpl. Hasil produksi terbaik pada dataran rendah dengan suhu 25-32 C , dengan penyinaran 75%. Persyaratan tanah : gembur, subur dan banyak mengandung bahan org. Jenis tanah yang paling bagus yaitu lempung berpasir atau lempung berdebu. pH tanah 5-5 -6,5. Drainase dan aerasi tanah diusahakan yang bagus

Persiapan Lahan hal pertama yang harus dilakukan yaitu melakukan pembersihan dengan cara membabat rumput dan gulma. Setelah itu tanah harus digemburkan. Bedengan dibuat dengan lebar 1-1,2 meter dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm, dengan kedalaman parit 20-30 cm. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang sapi (15-20 t/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha), pupuk buatan TSP/SP-36 (120-200 kg/ha), pupuk kandang atau kompos dan pupuk buatan (TSP) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam.Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit/kapur pertanian dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan kurang lebih seminggu agar kadar asam tidak terlalu tinggi. Umbi bibit yang kualitasnya baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/ mengkilap. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Benih yang dianjurkan adalah Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86 untuk dataran rendah. Sedangkan untuk dataran medium dan dataran tinggi disarankan memakai benih Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok 2. Selain dari umbi, penanaman bawang merah juga bisa dari benih berupa biji bawang.Penanaman Umbi bibit ditanam dengan jarak tanam 20×15 cm atau 15×15 cm. Lubang tanam dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah dengan seperti memutar sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi mudah mengalami pembusukan. Jika umbi bawang merah belum siap benar ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi kurang dari 80%), maka dapat dilakukan pemotongan ujung umbi. Tujuannya ialah untuk mempercepat pertumbuhan.

Pemupukan susulan menggunakan Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada waktu umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing dosis. Sementara, 100 kg NPK(15-15-15) Mutiara diaplikasikan pada umur 3 minggu. Sedangkan pupuk hayati diaplikasikan melalui bibit sebelum tanam dan/atau dengan penyemprotan pada tanaman umur 1-4 minggu.

Pengairan dan Penyiangan , yang perlu diingat bahwa bawang merah memerlukan banyak air, namun dia tidak tahan terhadap genangan atau tanah yang becek. Tanaman berumur 0-10 hari, penyiraman dilakukan dua kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari). Penyiraman dengan cara ?leb? (memasukkan air ke bedengan hingga merata) digunakan di lahan persawahan, untuk lahan kering menggunakan gembor atau selang. Apabila digunakan cara ini (?leb?), sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Penyiangan tanaman bawang merah dengan cara manual dilakukan sesuai keadaan gulma di lapangan, yaitu antara satu sampai dua kali penyiangan yakni pada saat tanaman berumur 10-15 hari dan 28-35 hari (sebelum pemupukan susulan). Pengendalian Hama dan Penyakit, Pengendalian secara kimiawi dapat digunakan setelah populasi hama atau intensitas penyakit sudah melebihi ambang batas ekonomi

Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur 65-75 hari setelah tanam. Tanaman yang telah siap dipanen memiliki ciri-ciri:Tanaman telah cukup tua, dengan hampir 60-90% batang telah lemas dan daun menguning. Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian tersembul di permukaan ta. Warna kulit umbi mengkilat atau memera. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan agar tanah yang menempel pada umbi dibersihkan. Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan, kemudian diikat (1-1,5 kg. Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari). Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil menggunakan tali bambu. Selanjutnya ikatan dijemur kembali dengan posisi umbi di atas (selama 2-3 ha. Bila umbi telah kering, umbi siap disimpan di gudang atau di para-para.atau dilakukan pengasapan agar tidak mudah busuk dan tahan lama.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *