BUDIDAYA CABAI PADA MUSIM KEMARAU MENGGUNAKAN PENGAIRAN SPRINGKEL

Budidaya tanaman cabai selain memakan biaya produksi yang tinggi dan juga harga panen yang cenderung fluktuatif, hal ini yang terkadang menyebabkan petani merugi karena biaya produksi tinggi namun harga panen rendah. Dari tahun 2012 sampai dengan 2017 harga cabai akan tinggi mulai bulan Oktober kemudian memuncak pada pertengahan November dan mulai menurun di bulan Desember. Akan tetapi hal ini tidak dapat menjadi patokan. Pada tahun 2018 dari awal hingga akhir tahun harga dibawah BEP (Breek even Point).

Budidaya tanaman Cabai pada musim kemarau memiliki beberapa kendala yang dihadapi adalah :

  1. Berkurangnya / tidak banyak tersedianya air
  2. Merebaknya hama Trips, Tungau dan kutu kebul serta ulat.
  3. Timbulnya Penyakit GEMINI VIRUS yang ditularkan oleh hama Trips, Tungau dan Kutu Kebul tersebut.

MENGGUNAKAN PENGAIRAN SPRINGKEL.

Kendala diawal awal penanaman tanaman cabe adalah kurangnya air terutama dimusim kemarau. Jika tanaman kekurangan air pada awal pertanaman maka akan menyebabkan penyulaman yang banyak dan memakan biaya tinggi pula. Selain itu kekurangan pada fase-fase selanjutnya juga kan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh maksimal sehingga kerugian petani akan semakin besar. Untuk meminimalisir kerugian petani makan ada metode pengairan yang hemat yaitu pengairan mengginakan slang drip dan springkel. Ini kami lakukan pelaku utama di wilayah Kecamatan Karangreja dan sekitarnya.

Potensi hasil yang maksimal ini akan sulit tercapai apabila dibudidayakan secara konvensional, karena tanaman yang subur harus mendapatkan pengairan yang cukup di musim Kemarau. Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan sedikit sentuhan teknologi budidaya, yangmudah dan murah yang kami sebut PENGAIRAN SPRINGKEL.

KONTRUKSI PENGAIRAN SPRINGKEL

Ide awal penggunaan Springkel berasal dari petani Desa Tlahab Lor, penggunaan pengairan Springkel terinspirasi dari petani yang melakukan pengairan setiap malam hari menggunakan pompa air dan sesama petani berebut air untuk mengairi tanaman karena sama-sama membutuhkan air. Mereka menggunakan mesin pompa air yang notabene penggunaan airnya sangat banyak. Kemudian petani berfikir bagaimana caranya pengairan dengan berbagi. Kemudian terinspirasi seperti ditaman-taman yang melakukan pengairan jika dibutuhkan dan dapat dengan mudah dilakukan. Dari sinilah teripta instalasi pengairan dengan springkel yang dapat digunakan tanpa berebut dengan petani lain, dapat menghemat penggunaan air, pengairan dapat bergilir 2-3 jam per lokasi per hari. Dan akhirnya mereka menemukan ide menggunakan springkel untuk pengairan. Sebelum digunakan untuk tanaman cabai awalnya digunakan untuk tanman horti umul pendek seperti tanaman timun, bunga kol dan Kubis. Pada tanaman Horti umur pendek yang menggunakan pengairan springkel dan menggunkan pompa air ternyata dapat menekan biaya produki dibandingkan dengan yang menggunakan pompa air.

Ide penggunaan springkel pada tanaman horti berumur pendeklah yang selanjutnya digunakan untuk tanaman Cabai. Setelah menggunakan springkel petani hanya menyalakan 2-3 jam perhari untuk pengairan tanaman tanpa menggunakan tenaga yang banyak dan dapat dilaksanakan sendiri.

Prinsip dasar penggunaan springkel adalah menggunakan tekanan air yang akan di bagi ke masing-masing springkel.

Kelebihan Budidaya cabai menggunakan Springkel

  1. Potensi hasil maksimal { 1,3 kg/pohon} bisa dan lebih mudah tercapai
  2. Penghematan penggunaan air dengan springkel dibandingkan dengan pompa air
  3. Penghematan tenaga kerja

Tenaga untuk pompa air minimal menggunakan 3 orang sedangkan dengan springkel dapat dilakukan sendiri. sehingga dapat menghemat biaya

  1. Harga instalasi Springkel lebih murah dibandingkan pompa air
  2. Hama Trip, Kutu kebul dan tungau yang merupakan fektor VIRUS GEMINI dapat terkendali
  3. Buah cabe yang terbuang karena terkena penyakit (rusak) lebih sedikit dibandingkan tanpa adanya pengairan
  4. Dapat meminalisir penggunaan pestisida.

 

MATERIAL PENGAIRAN SPRINGKEL

  1. Paralon ukuran 1/2” 300 pcs / Ha x 000 Rp. 6.000.000
  2. Knie T dan L 140 x 000 Rp. 140.000
  3. Springkel 50 x 000 Rp. 1.500.000
  4. Ongkos Pasang 2 HOK x Rp. 50.000 200.000

JUMLAH : Rp 7.840.000

Dengan jarak tanam 30 cm (singel track), populasi perhektar adalah 18.000 pohon. Maka 7.840.000 : 18.000 = Rp435 / pohon.

Jika memasuki musim hujan, instalasi springkel ini dapat disimpam dan digunakan kembali pada musim kemarau. Jika umur penggunaan dapat digunakan 5 kali maka sekali menggunkan hanya sekitar Rp. 100. dengan penambhan biaya Rp 100, akan dapat menaikkan produksi sehingga petani dapat meningkatkan hasil dan meminimalisir kerugaian.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *