Force Molting, Program awet muda untuk ayam petelur

Rontok bulu secara paksa (Force Molting) dan manfaatnya

Proses molting pada ayam petelur yang tidak teratur dan berkepanjangan ikut mempengaruhi produksi telur, sehingga peternak bisa merugi. Tetapi ada manfaat penting molting, dimana masa berproduksi dapat diperpanjang sehingga peremajaan dapat ditunda untuk beberapa waktu sehingga dapat meningkatkan kualitas (berat, ukuran, ketebalan, warna kuning telur) dan kuantitas (hen day production).

Besarnya manfaat yang diperolah dari molting, memicu para ahli perunggasan melakukan penelitian guna mencari cara yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Usaha yang dilakukan lebih banyak berfokus untuk mempersingkat waktu yang diperlukan pada satu periode molting dan mengupayakan produksi yang maksimal selama proses molting berlangsung. Usaha yang dilakukan para ahli unggas kemudian banyak dipraktekan praktisi dan peternak unggas dan dikenal dengan istilah force molting atau rontok bulu secara paksa.

Usaha yang dilakukan pada force molting yaitu dengan cara memberikan rangsangan secara buatan terhadap ayam petelur tua – babon, sehingga terpaksa mengalami molting. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan masa istirahat bagi babon tua setelah masa puncak produksi, kemudian dapat meneruskan produksi telur pada siklus berikutnya. Tiga cara yang dapat dilakukan untuk perontokan bulu secara paksa antara lain:

 

Air minum

Pembatasan air, dimaksud untuk menibulkan stress akibat kekurangan air. Air yang biasanya diberikan secara adlibitum, dibatasi jumlahnya pada hari pertama dan kedua, kemudian dipulihkan lagi dua hari kemudian. Akibat negative yang dapat terjadi pada musim panas atau kemarau yang berkepanjangan yaitu ayam mudah mengalami dehidrasi yang berujung pada kematiannya.

 

Pakan

Pembatasan pakan, yaitu dengan cara membatasi pakan yang diberikan selama beberapa hari, dan pakan yang diberikan dalam bentuk biji-bijian. Ini sangat disarankan dan force molting yang dihasilkan akan sempurna.

Pengurangan cahaya atau sinar, yaitu membatasi cahaya yang dihasilkan dari lampu dan hanya menggunakan cahaya matahari atau penerangan alami.

Jika dilihat menurut kondisi iklim kita di tanah air, maka cara pembatasan pakan adalah yang paling memungkinkan diterapkan untuk program rontok bulu paksa karena pelaksanaannya relatif lebih mudah. Hal yang perlu diperhatikan agar program ini dapat berlangsung dengan baik yaitu ayam petelur yang mendapat perlakuan ini harus dalam kondisi yang prima. Dengan kondisi kesehatan yang baik dipastikan ayam yang mengalami rontok bulu secara paksa akan berproduksi dengan baik.

Pelaksanaan force molting ini biasanya dilakukan setelah bulan ke-12 sampai 14 masa produksi. Terkadang program ini dilakukan pada umur produksi 8-10, karena harga telur di waktu mendatang diramalkan baik. Beberapa metode force molting sebagai referensi menurut North (1972) adalah sebagai berikut:

  1. Ayam dipuasakan dari pakan selama 10 hari tanpa pembatasan air minum. Hari ke-11 baru diberikan ransum ayam petelur
  2. Ayam dipuasakan selama 7 hari, 2 hari tidak diberikan air minum, kemudian hari ke -8 diberikan ransum ayam petelur
  3. Ayam dipuasakan selama 10 hari, air minum tidak dibatasi, hari ke-11 sampai dengan 24 diberikan ransum protein rendah, dan pada hari ke -25 diberikan ransum ayam petelur.
  4. Ayam puasa makan selama 10 hari dengan pembatasan air minum pada 4 hari pertama. Ransum tingkat protein rendah diberikan pada hari ke -11 sampai dengan 24, setelah itu baru diberikan ransum ayam petelur.

Dari empat metode yang ditawarkan ini, berdasarkan kajian yang dilakukan, metode nomor dua memberikan hasil yang paling maksimal.

Dari berbagai pengalaman pelaksanaan rontok bulu secara paksa, adalah peningkatan produksi telur secara cepat. Force molting menghilangkan sejumlah lemak tubuh ayam petelur, dan setelah force molting ransum yang diberikan dalam jumlah cukup secara kualitas dan kuantitas akan meningkatkan produksi telur. Selain itu setelah beristirahat bertelur, ayam diberikan kesempatan bertelur setelah force molting secara lebih baik.

Secara garis besar, dua keuntungan penting dari program rontok bulu secara paksa adalah:

  1. Keuntungan ekonomi; force molting ikut menekan pembiayaan dan memperpanjang masa produksi. Ayam petelur biasanya diafkir pada pada produksinya mencapai 12 bulan atau akhir masa produksi pertama. Hal ini disebabkan pada masa produksi berikutnya produksi telur akan turun sangat menyolok, sehingga jika dipelihara terus, peternak akan merugi. Dengan modal tambahan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan membesarkan kuri menjadi ayam dara yang siap bertelur, aplikasi force molting atau rontok bulu secara paksa mampu membuat ayam petelur tua awet memproduksikan telurnya mendekati produktivitas ayam dara.
  2. Keuntungan lainnya adalah jika dibanding molting yang normal, perlakuan force molting mampu mengembalikan produktivitas ayam petelur tua setara dengan ayam dara. Artinya bahwa pelaksanaan peremajaan ayam diperpanjang dan dari hasil penelitian ternyata bahwa di Indonesia ayam petelur tetap awet muda dengan perlakuan rontok bulu paksa hingga 17 bulan. Keuntungan lain yang diperolah adalah periode non-produktif akibat molting 8-12 minggu dapat dipersingkat dengan force molting menjadi sekitar 3-4 minggu. Ayam yang mengalami rontok bulu secara paksa sudah berusia lanjut dan mempunyai daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik dibanding ayam dara, sehingga resiko kematiannya sangat rendah. Ini menguntungkan peternak karena dapat mengurangi perhatian dan peternak dapat melakukan aktivitas lainnya.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *