TUMPANGSARI JAGUNG DAN KEDELAI

Desa Kemangkon termasuk daerah paling selatan dari kabupaten Purbalingga yang berbatasan langsung dengan kabupaten Banjarnegara, umumnya mata pencaharian penduduknya adalah petani. Desa Kemangkon termasuk desa yang kaya akan berbagai potensi SDA. SDA yang dipunyai oleh desa Kemangkon sangat beragam, antara lain areal persawahan, areal ladang, areal perkebunan, areal peternakan. Kemangkon juga mempunyai hasil bumi yang sangat beragam, diantaranya padi, jagung, palawija, tanaman obat, rempah-rempah, nira kelapa dan nira aren yang semua itu merupakan penopang sistem pangan dan perekonomian masyarakat pada umumnya di desa Kemangkon.

Budidaya Tumpangsari/ Pola tanam campuran atau TUMPANGSARI pada dasarnya dapat diterapkan pada jenis tanaman apa saja. Teknik budidaya tanaman secara tumpangsari yang notabene sudah dikenal dan diterapkan sejak jaman dulu memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan hasil pertanian. Peningkatan hasil budidaya pertanian dengan cara memperluas lahan budidaya sekarang ini sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Mengingat populasi penduduk yang terus meningkat dan lahan potensial yang terus berkurang akibat alih fungsi lahan. Oleh karena itu, pola tanam tumpangsari menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produksi hasil pertanian tanpa memperluas areal budidaya. Tumpangsari dapat diterapkan pada tanaman jenis apa saja, namun lebih ditekankan pada tanaman pangan.

Keterbatasan luas lahan dan masih rendahnya produktivitas jagung di tingkat petani menyebabkan usahatani jagung menjadi tidak optimal. Seiring kemajuan teknologi, model pertanaman tumpangsari (intercrop) banyak mendapat perhatian. Salah satu diantaranya adalah tumpangasri jagung dengan tanaman kedelai pada sistem tanam legowo. Tumpangsari jagung-kedelai juga bertujuan untuk mengatasi persaingan penggunaan lahan untuk tanaman jagung dan kedelai secara monokultur. Mengingat bahwa harga jagung relatif baik dan keunggulan koparatif tanaman jagung relatif lebih tinggi dibanding tanaman kedelai, maka dalam sistem tumpangsari jagung-kedelai, produktivitas tanaman jagung minimal sama dengan tanpa tumpangsari.

Tumpangsari JAGUNG-KEDELAI sistem JAJAR LEGOWO

Kombinasi tumpangsari jagung-kedelai dapat diterapkan pada sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dimana dua baris tanaman dirapatkan (jarak tanam antar baris), sehingga antara setiap dua baris tanaman terdapat ruang untuk pertanaman kedelai. Tingkat produktivitas jagung diperoleh pada pertanaman jajar legowo tidak berbeda bahkan cenderung lebih tinggi (karena adanya pengaruh tanaman pinggir/border) dibanding pertanaman baris tunggal (tanam biasa).

Ruang kosong pada baris legowo dapat ditanami 2 baris tanaman kedelai tanpa menurunkan produktivitas jagung sehingga terjadi peningkatan indeks penggunaan lahan dan pendapatan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai yang ditanam di antara tanaman jagung akan diperoleh 50% dari hasil kedelai yang ditanam sistem monokultur. Penanaman tanaman kedelai sebagai tumpangsari pada tanaman jagung juga dapat memperbaiki kesuburan lahan karena adanya fiksasi N dibanding sistem monokultur jagung.

Sistem tumpangsari jagung-kedelai menggunakan cara tanam jajar legowo dapat diterapkan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan sumber air yang cukup. Mengingat maksud penanaman sistem logowo ini bukan semata untuk meningkatkan hasil, maka penerapannya diutamakan dan dikaitkan dengan upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.

CARA BUDIDAYA TUMPANGSARI JAGUNG – KEDELAI

  1. Cara Penanaman JAGUNG
  2. Gunakan varietas hibrida bertipe tegak, Bima-2, Bima-4, Pioner-21, Bisi-16 dan lain-lain. Jumlah benih yang dibutuhkan 15 – 17 kg/ha
  3. Pastikan bahwa benih yang ditanam mempunyai daya berkecambah (>90%) dan vigor benih yang baik (perhatikan masa daluwara benih)
  4. Tanah diolah sempurna, yaitu dengan cara penggemburan atau pencangkulan
  5. Tanaman jagung ditanam 1 biji per lubang dengan sistem tanam legowo/double row, kemudian ditutup dengan pupuk organik 1 genggam
  6. Jarak tanam untuk tanaman jagung sistem jajar legowo adalah (100-50) cmx 20 cm atau (110-40) cm x 20 cm
  7. Dosis pemupukan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a). Lahan sawah menggunakan takaran 350 kg Urea + 300 kg phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2 kali, pemberian pertama pada umur 7-10 hst sebanyak 100 kg urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk lainnya per hektar. Pemupukan kedua dilakukan pada 35-45 hst dengan takaran 250 kg urea per hektar. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah.

b). Lahan kering menggunakan takaran 325 kg Urea + 300 kg phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2 kali, pemberian pertama pada umur 7-10 hst sebanyak 100 kg urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk lainnya per hektar. Pemupukan kedua pada umur 35-45 hst dengan takaran 20 kg urea + 100 kg phonska/pupuk majemuk lannya. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping tanaman di tutup dengan tanah.

  1. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dengan cangkul, yaitu menimbun area perakaran tanaman jagung dengan tanah. Pembubumbunan dilakukan segera setelah pemupukan dan penyiangan.
  2. Penen dapat dilakukan apabila kelobot sudah kering dan lapisan hitam pada pangkal biji (black layer) telah terlihat. Sisa batang tanaman (biomas) dijadikan kompos atau dapat digunakan sebagai mulsa diantara baris tanaman untuk pertanaman berikutnya.
  3. Cara Menanam KEDELAI
  4. Gunakan varietas kedelai yang toleran naungan, diantaranya Dena-1 atau Dena-2. Jumlah benih yang dibutuhkan 15- 20 kg/ha.
  5. Benih dicampur dengan inokulan Rhizobium sp (nodulin, rhizogin dll) 5 kg benih per 10 g (1 saset), caranya adalah benih dibasahi kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk merata hingga merekat dan diperkirakan semua benih mendapatkan inokulan, kemudian segera ditanam. Hindari terkena cahaya matahari langsung pada benih yang telah dicampur dengan nodulin
  6. Benih ditanam di antara barisan legowo pada tanaman jagung dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, sehingga terdapat 2 barisan tanaman kedelai antara setiap barisan legowo jagung. Penanaman kedelai dapat bersamaan dengan penanaman jagung atau 1-7 hari setelah penanaman jagung
  7. Dosis pupuk yang digunakan adalah 50 kg urea + 50 kg phonska/ha 7- 10 hst (bersamaan dengan pemupukan pertama jagung apabila tanamnya bersamaan)
  8. Kedelai di panen sebelum polong pecah, yaitu saat polong berwarna coklat. Kedelai sebaiknya dipanen lebih awal dari jagung. Biomas tanaman atau sisa-sisa batang tanaman kedelai dapat dijadikan kompos.

Setelah kedelai habis dipanen, dibawah tanaman jagung bisa disusul dengan menanam kacang panjang atau buncis dengan memanfaatkan batang jagung sebagai lanjarannya. Setelah kedelai panen dan menjelang jagung dipanen, disamping batang jagung dibuat lubang tanam menggunakan cangkul dan diberi pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Benih buncis atau kacang panjang diatanam 1 benih setiap lubang tanam.

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *