CARA DAN TATA CARA TANAM PADI SAWAH DAN PENGAIRAN BERSELANG

Tanam Pindah (Tapin) dengan Sistem Tegel

Disebut “tegel” karena penempatan tanaman kelihatan seperti susun tegel rumah dimana jarak sisinya sama misalnya 20 X 20 cm atau 25 X 25 cm. Untuk varietas padi yang memiliki jumlah anakan relative sedikit atau pada lahan yang kurang subur bisa menggunakan jarak tanam yang lebih rapat (20 X 20 cm), sebaliknya untuk varietas yang memiliki jumlah anakan relative lebih banyak atau pada lahan yang subur dapat digunakan jarak tanam yang lebih longgar.

Adapun ketentuan cara tanam padi system tegel adalah sebagai berikut:

  • Gunakan bibit (2-3 bibit/rumpun) berumur 15-20 hari, karena memiliki kelebihan berikut:
  • bibit akan cepat kembali pulih;
  • akar akan lebih kuat dan dalam;
  • tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak;
  • tanaman akan lebih tahan rebah;
  • tanaman akan lebih tahan kekeringan;
  • tanaman menyerap pupuk lebih hemat sesuai kebutuhan.
  • Jarak tanam disesuaikan dengan varietas dan kesuburan tanah (20 x 20 cm; 22,5×22,5 cm; atau 25×25 cm).
  • Buat guratan di lahan sawah sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.

Tapin – Jajar Legowo 2:1 dan 4:1

  • Contoh: Legowo 2:1 (40 x 20 x 10 cm)

Cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong. Jarak antar baris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit. Untuk Legowo 2:1, populasi (jumlah) tanaman tidak berubah (sama dengan 20 x 20 cm).

  • Keuntungan sistem jajar legowo adalah:
  • semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir);
  • pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah;
  • menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas, atau untuk mina padi;
  • penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

Pengairan Berselang

Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

  • Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas.
  • Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam.
  • Mencegah timbulnya keracunan besi.
  • Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
  • Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat.
  • Mengurangi kerebahan.
  • Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
  • Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen.
  • Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah).
  • Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara ini dilakukan bergantung pada:

  • Jenis tanah; tanah yang tidak bisa menahan air sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan berselang; demikian pula jenis tanah berat.
  • Pola pengairan di wilayah setempat; kalau pengairan sudah ditetapkan berselang setiap 3 hari maka pola pengairan yang sudah ada ini saja yang diikuti.
  • Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase jelek, pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan.

Cara pengairan berselang:

  • Tanam bibit dalam kondisi sawah macak macak.
  • Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari.
  • Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari).
  • Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm.
  • Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi setinggi 5 cm.
  • Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan.
  • Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *