MEDIA TANAM

Untuk menghasilkan tanaman baik, peran media tanam sangatlah penting.
Banyak dijumpai tanaman yang kita tanam mati hanya karena komposisi media tanam yang salah.

Hal itu salah satunya disebabkan oleh penggunaan pupuk kandang yang masih mentah

Komposisi Media yang baik

Tanah 35%

Pupuk Organik 35%

Sekam / arang sekam 30%

Tanah yang baik diambil dari bawah pohon bambu, karena disitu mengandung mikroba yang baik untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Kalau ada rumpun pohon bambu dipekarangan bisa diperhatikan jika malam hari bagian bawahnya nampak seperti mengeluarkan cahaya, itulah bukti keberadaan mikroba atau jamur yang baik buat tanaman.

Beda Mikroba dengan Jamur

  • Mikroba termasuk bakteri yang bisa berkembang di media basah atau cair. Seperti terdapat di POC yang mengandung agensia hayati misal EM4, disitu terkandung mikroba Baciluss, Aspergilus, bakteri pelarut phospat. Tapi tidak mengandung jamur.
    Makanya perbanyakannya menggunakan media cair seperti Mol.
  • Jamur mirip tanaman tapi tidak memiliki klorofil atau zat hijau daun yang berkembang di media padat, seperti yang sering kita lihat jamur di tempe, jamur merang, jamur tiram, jamur kuping dll.
    Sedangkang jenis jamur yang baik untuk perkembangan tanaman diantaranya Trichoderma, Mikoriza, Kordisep dll.
    Makanya perbanyakannya melalui media padat seperti jagung pipil dan nasi direbus setengah matang, untuk sterilisasi.
    Aplikasi bisa campur keduanya lalu dikocor ke tanaman atau media

 

Pupuk Organik

  • Pupuk organik yang baik yakni yang sudah matang, proses fermentasi sudah selesai, sehingga suhu media sudah turun atau dingan. Sudah tidak mengandung hama penyakit tanaman serta bebas dari kandungan biji gulma. Karena sering kali setelah dipupuk dengan pupuk organik malah gulmanya yang tumbuh subur

Pupuk organik banyak uret

Tips untuk menghasilkan pupuk organik yang baik

Setelah media (pupuk kandang) dan semua bahan (EM4/Mol/PGPR, gula, bekatul, bisa ditambah urea) dicampur lapir demi lapis atau diaduk merata dengan sedikit tambahan air, media ditutup dengan plastik atau terpal sampai rapat tanpa celah.
Ketinggian tumpukan media menyesuaikan, bisa 1 – 2 m.

Biarkan media apa adanya tanpa diaduk, sehingga setelah seminggu berlangsung maka suhu media akan mulai naik, itu tandanya proses fermentasi sedang berlangsung.
Puncaknya suhu bisa mencapai 60oC setelah sekitar 20 hari dan suhu akan turun kembali setelah minggu ke IV.

Suhu yang tinggi tadi diharapkan akan mampu membunuh semua mikroba yang ada di media seperti hama, penyakit tanaman, biji rumput, termasuk mikrobia yang baik yang kita berikan di awal pembuatan pupuk organik ikut mati, sehingga media benar-benar steril.

Setelah suhu media dingin bisa dibongkar dan siyap dipakai.

Untuk menambah kandungan agensia hayati penyubur tanaman, maka sebaiknya sebelum dipakai, pupuk organik tadi bisa disemprot lagi dengan POH yang kita ingingkan, misal ditambah Trichoderma agar tanaman tahan penyakit, mikoriza agar tahan kekeringan, baciluss dan pelarut phospat agar serapan nutrisi pupuk oleh akan lebih efektif, dll.

Sekam atau Arang Sekam

Sebenarnya para pelaku usaha yang bergerak di bidang tanaman banyak yang tidak mempermasalahkan penggunaan Sekam Mentah atau Arang Sekam. Fungsinya sama, untuk menambah porositas media sehingga media tanaman tidak padat.

Hanya saja untuk arang sekam bisa lebih baik untuk media tanam karena lebih lembut dan bisa memperbaiki pH tanah karena sifatnya yang netral sedikit basa. Namun harganya mahal

Sedangkan untuk arang sekam mentah masih sangat kaku dan besar sehingga porositasnya juga besar. Dampaknya media akan lebih cepat kering.

Namun pada kenyataannya petani yang saya kenal kebanyakan enggan untuk membuat pupuk organik sendiri. Dan lebih suka beli pupuk kimia di kios pertanian.

Sebenarnya hal itu bisa disiasati untuk pembuatan pupuk yang lebih sederhana (ala kadarnya).
Umumnya petani sayuran masih menggunakan pupuk kandang, namun tidak difermentasi terlebih dahulu.

Caranya, 2 minggu sebelum pupuk sebelum pupuk dibongkar dari kandang, semprot pupuk kandang dengan Mol atau EM4 plus gula secukupnya.

Taburi urea dan bekatul sebagai bahan makanan dari mikroba yang disemprotkan, karena bagaimanapun juga mikroba tadi akan menjdai mahluk asing yang akan kebingungan untuk mencari makan dan posisinya jadi lemah, bisa jadi kalah tarung dengan mikroba lokal

Pada saat mau dibongkar bisa disemprot lagi, sehingga secara otomatis media akan teraduk merata.

Media bisa dibawa dengan karung bekas atau dibawa curah dengan mobil bak ke lahan.

Media ditebar di lahan, bisa ditambah pupuk dasar seperti NPK dan Kapur pertanian lalu ditutup dengan mulsa plastik hitam perak.

Biarkan selama 2 minggu tanpa melubangi mulsa, sehingga secara otomatis proses fermentasi akan berjalan dengan sendirinya.

 

Penanaman

Bibit ditanam dalam media polibag jangan terlalu dalam, karena akar juga butuh oksigen sehingga pertumbuhannya akan bagus.

Jika bibit yang melalui pindah tanam, ada baiknya akar tunggang yang terlihat dipotong separo, rendam ZPT. Hal ini bertujuan agar nantinya akan tumbuh cabang akar yang lebih banyak lagi sehingga serapan nutrisi pupuk lebih besar dan pertumbuhan tanaman lebih cepat.

Hal ini berlaku untuk semua jenis tanaman, termasuk padi dan jati.

Sedangkan untuk tanaman yang rawat kena penyakit busuk akar, seperti cabai, tomat atau jenis bunga yang rada mahal, sebaiknya komposisi sekamnya ditambah dan bila perlu bagian bawah diberi cacahan sterofoam untuk memperlancar sirkulasi air sehingga air tidak tergenang.

Sedangkan untuk tanaman tahunan yang tahan busuk akar bisa ditambah cacahan bonggol pisang, meskipun tanpa fermentasi. Di dalam bonggol pisang terdapat beberapa jenis mikroba yang baik untuk tanaman, juga mengandung ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *