MENGENAL GULA KELAPA ORGANIK PURBALINGGA

Indonesia adalah negara dengan jumlah lahan dan pohon kelapa terbanyak di dunia. Salah satu produk turunan pohon kelapa tersebut adalah komoditas gula kelapa organik. Selama ini komoditas gula kelapa organik sudah banyak di ekspor ke luar negeri seperti Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, Timur Tengah dan Australia. Sebagian besar produk gula kelapa organik yang dieksport berasal dari Jawa Tengah terutama dari Kabupaten Purbalingga.

Kunjungan Direktur Perlindungan Dirjen Perkebunan di KUB Central Agro Lestari

Sebagian besar wilayah Purbalingga memiliki pohon kelapa deres dengan jumlah petani 20.419, dengan Luas lahan 5.459,27 Ha,produksi 41.969.688,06 Kg,produktivitas 7.883,736Kg/ Ha. (data stastistik perkebunan Dinas Pertanian Purbalingga Sept. 2019)

Gula kelapa Purbalingga pemasarannya meliputi lokal,antar provinsi bahkan ekspor. Di Purbalingga terdapat kelompok yang mengusahakan gula kelapa baik berupa gula cetak dan gula serbuk. Dari Kelompok tani tersebut ada beberapa yang telah memiliki sertifikasi organik dari Innofice antara lain Kelompok Tani Harapan Mulya Desa Campakoah Kecamatan Mrebet , Gapoktan Sekarwungu Desa Campakoah Kecamatan Mrebet dan Gapoktan Sari Asih Desa Sangkanayu Kecamatan Mrebet. Sertifikat Organik dari Control Union dimiliki KUB (Kelompok Usaha Bersama) Central agro Lestari Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari, Koperasi Nira Perwira yang mewadahi para petani gula kelapa juga telah memiliki sertikat organik dari Control Union, KUB Sumber Rejeki Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar sertifiasi dari ICERT. Sedangkan Mitra perusahaan yang telah melakukan kerjasama di Kabupaten Purbalingga dalam memasarkan produk ekspor gula kelapa kristal kurang lebih sebanyak 13 perusahaan meliputi beberapa desa penghasil gula kelapa kristal organik.

Komoditi pertanian organik dibedakan dalam dua kategori berdasarkan pasokan air yaitu komoditi pertanian organik dari lahan basah dan komoditi pertanian dari lahan kering atau perkebunan. Dari kedua komoditi tersebut ternyata komoditi pertanian organik dari lahan perkebunan terutama gula kelapa organik memegang posisi paling strategis dari sekian potensi komoditi pertanian lainnya. Beberapa hal yang menjadi alasan adalah :

 

  1. Gula kelapa adalah salah satu komoditi pertanian di lahan perkebunan yang memiliki keunggulan komperatif yang tidak semua negara memiliki, karena :
  • Indonesia adalah negara yang memiliki populasi pohon kelapa terbanyak di dunia
  • Kultur masyarakat di pedesaan yang terbiasa menanam pohon kelapa tanpa putus memungkinkan potensi komoditi gula kelapa bisa bertahan lama.
  • Jawa Tengah terutama Kabupaten Purbalingga memiliki potensi sumber daya manusia ( penderes dan ikm agro ) yang sangat banyak yang tidak dimiliki oleh daerah lain atau negara lain
  • Ongkos produksi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan komposisi harga gula kelapa di pasar global

 

  1. Gula kelapa organik adalah komoditi pertanian organik yang diproduksi dan dikonsumsi setiap hari

Keuntungan :

  1. Kapasitas produksi kebutuhan pasar tinggi. Dengan masa panen setiap hari maka produktifitas dan kebutuhan pasar lebih tinggi dibanding dengan komoditi pertanian lainnya yang masa panennya periode bulanaan/ tahunan
  2. Transaksi perdagangan dan perputaran uang di pedesaan meningkat. Hal ini berdampak pada meningkatnya perekonomian di daerah pedesaan yang berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi nasional
  3. Biaya sertifikat gula kelapa organik lebih efektif dan efisien. Biaya sertifikat lahan pohon kelapa organik berstandard USDA NOP, EU dan JAS yang relatif mahal akan lebih efisien apabila penerapan keanekaragaman hayati ( penanaman jenis tanaman unggulan perkebunan yang bervariasi) di lahan pohon kelapa organik dilakukan secara terintegrasi dalam satu kawasan organik. Keuntungan tersebut adalah sertifikat organik tersebut bisa mencangkup seluruh komoditi di lahan organik itu selain kelapa seperti komoditi vanilla, lada, cengkeh, kemukus, kayu manis, jahe, kunyit dan komoditi rempah rempah organik lain yang mempunyai komposisi harga yang bagus di pasar global. Biaya sertifikat lahan organik ini secara perhitungan matematis akan dibebankan tidak hanya pada salah satu komoditi pertanian saja tetapi akan dibebankan kepada seluruh komoditi yang bisa dipanen di lahan tersebut. Hal ini berimbas pada biaya sertifikasi yang murah per volume komoditi yang dijual yang berimbas pada harga yang lebih kompetitif.
  4. Gula kelapa organik sebagai pemanis alternatif yang lebih sehat. Seiring dengan trend makanan sehat dan “budaya hijau” maka penduduk di negara – negara maju hampir sebagian besar penduduknya mulai mengganti menu makanan mereka dengan makanan organik seperti gula kelapa. Menurut mereka kandungan gula kelapa tidak hanya sukrosa sebagai pemanis saja tetapi juga berdasarkan penelitian mengandung sejumlah mineral yang dibutuhkan tubuh yang tidak ada di pemanis lainnya.
  5. Hampir seluruh importir gula kelapa organik juga membeli produk organik lainnya seperti buah kering, vanilla, biji kakao, kacang mete, jahe, kunyit, dll. Sehingga gula kelapa menjadi kunci komoditi pertanian organik bersertifikat lainnya bisa masuk ke pasar global dengan harga yang lebih kompetitif.
  6. Komoditi gula kelapa organik relatif lebih lama umur simpannya dibanding dengan komoditi pertanian organik lainnya. Dengan umur simpan yang lama maka harga gula kelapa di pasar global relatif lebih stabil. Komoditi gula kelapa tidak mengenal istilah panen raya seperti komoditi pertanian lainnya yang beresiko jatuhnya harga yang disebabkan stok yang melimpah tetapi umur simpan yang pendek.
  7. Pohon kelapa adalah pohon yang bisa tumbuh subur tanpa pemupukan kimia secara intens, sehingga pertanian organik gula kelapa menyumbang peran dalam melestarikan alam karena tidak memperlukan pupuk kimia.
  8. Limbah komoditi gula kelapa organik bisa dikatakan tidak ada, kalaupun ada berupa senyawa sisa dari air nira kelapa yang disaring yang aman terhadap alam.
  9. Pelaku usaha gula kelapa organik yaitu pemilik lahan dan penderes yang hidup dipedesaan dengan kebiasaan berkebun sambil berternak membuat siklus organik berjalan ideal. Sambil menunggu gula kelapa masak biasanya penderes mencari rumput untuk ternak mereka dilahan organik di sekitar pohon kelapa yang dideres. Sehingga daging hewan ternak seperti kambing dan sapi lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi. Kebiasaan ini sangat mendukung program ketahanan pangan di masyarakat. Selain itu kotoran kambing dan sapi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di lahan sekitarnya yang membutuhkan.

 

Potensi gula kelapa organik yang begitu besar tersebut sangat potensial untuk dikembangkan dengan cara penataan kawasan organik yang terintegrasi mengacu pada konsep OVOP ( One Village One Product ) , penggunaan peralatan berteknologi di IKM untuk meningkatkan daya saing, riset yang terus dikembangkan di balai penelitian dan lembaga universitas serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mempermudah pengembangan dan pasar yang lebih baik saat ini sangat penting dan sudah menjadi keharusan.

 

Untuk memajukan ekonomi pedesaan atau daerah pinggiran yang seringkali angka kemiskinannya tinggi akan lebih efektif dengan pengembangan gula kelapa organik. Sebelum perkembangan teknologi informasi berkembang seperti sekarang yang bisa mengambil untung besar adalah para pengusaha besar yang hidup di perkotaan yang memiliki modal besar. Namun sudah saatnya potensi sumber daya alam yang ada di pedesaan ini dirasakan oleh masyarakat desa yang memiliki komoditi tersebut demi memajukan ekonomi desa untuk pemerataan ekonomi dan mengurangi ketimpangan dengan daerah perkotaan. Dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat maka sekarang ini diharapkan mulai bermunculan petani petani Millenial dari Industri Kecil Menengah Agro yang berwawasan luas dan memiliki akses pasar yang bagus.

Berdirinya Unit Pengolah Hasil yang mandiri harus dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap masyarakat sekitar dengan penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan petani dan peningkatan produktifitas hasil pertanian organik. Selain itu UPH yang telah mandiri bersedia menjadi mentor/ trainer bagi UPH lainnya dengan membagikan ilmu dan peluang yang ada.

Faktor – faktor Resiko yang dapat mempengaruhi usaha/investasi

Berikut faktor resiko yang dapat mempengaruhi usaha / investasi gula kelapa organik :

  • Kualitas gula kelapa organik di penderes sering kali tidak konsisten dan mengalami kesulitan dalam kontrol kualitas dikarenakan jumlah penderes yang banyak dan lokasi produksi yang berjauhan
  • Klaim dari pembeli terkait dengan kualitas dan kontaminan serius di gula kelapa organik
  • Musim kemarau dan musim hujan sangat mempengaruhi kualitas dan produksi nira kelapa sebagai bahan baku gula kelapa
  • Jumlah penderes dan pohon kelapa yang menurun apabila tingkat pendapatan penderes/petani tidak mengimbangi gaji buruh / tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup.

Semua resiko itu dapat ditangani dengan pembinaan dan kepatuhan standar Operasional Prosedur melalui CPPOB ( Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik ) / GMP ( Good Manufacturing Practice ) organik yang dilakukan UPH dalam melaksanakan periode investasi jangka pendek, menengah dan panjang.

 

Proses sortir gula kelapa kristal organik di KUB Central Agro Lestari

Dengan melalui wadah Unit Pengolah Hasil yang potensial maka diharapkan harga komoditas gula kelapa organik di tingkat petani lebih tinggi. Hal ini di bisa terwujud dengan cara UPH melakukan ekspor gula kelapa ke pasar global. Praktek organik yang dilakukan UHP memberikan dampak positip terhadap kelestarian alam dikarenakan aturan yang melarang menggunakan pupuk kimia. Dukungan pemerintah terhadap program di UPH yang telah melakukan praktik organik adalah dengan jalan memberikan bibit kelapa dan bibit komoditas potensial lainnya seperti bibit nanas, kopi, lada, manggis, jahe dll untuk ditanam di lahan binaan UPH. Selain itu pemberian pupuk organik dari kotoran hewan dari kotoran kambing juga diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanaman.

Melihat potensi tersebut maka perlu dicanangkan kawasan desa organik dan support terhadap UPH gula kelapa potensial agar lebih mandiri dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar global yang kedepan memberikan efek positif bagi pengembangan UPH potensial, meningkatkan ekonomi pedesaan, menyumbang devisa negara dari sektor pertanian serta mengurangi arus urbanisasi.

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *