PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN

Pemanfaatan lahan pekarangan bukan merupakan hal baru, karena sejak dahulu nenek moyang kita telah mengupayakan pekarangan dengan menanami berbagai jenis tanaman seperti sayuran, buah-buahan dan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan jaman, kemudahan fasilitas, sarana dan prasarana, memudahkan ibu-ibu rumah tangga untuk mendapatkan bahan makanan yang akan disajikan untuk keluarga, disamping kesibukan ibu-ibu jaman sekarang yang juga merangkap sebagai wanita karir. Akibatnya lahan pekarangan banyak yang dibiarkan kosong, gersang dan tidak memiliki nilai tambah.

Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai warung hidup, apotik hidup, lumbung hidup dan bank hidup..

Sebagai Warung Hidup

Pekarangan yang berfungsi sebagai warung hidup adalah pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanami dengan tanaman, ternak maupun ikan yang dapat dipanen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warung hidup diartikan agar pekarangan menghasilkan yang biasa dibeli sehari-hari dari warung. Untuk pelaksanaannya pekarangan dapat ditanami berbagai jenis tanaman sayuran seperti; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi dll, tanaman bumbu/ rempah seperti; jahe, kencur, kunyit, serei dll, ternak penghasil daging dan telur seperti; ayam, itik dll, maupun ikan seperti lele, nila dsb.

Sebagai Apotek Hidup

Dapat pula pekarangan berfungsi sebagai apotek hidup, dimana pekarangan ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat dijadikan obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga tersebut diantaranya adalah; sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, temu-temuan, mengkudu, mangkokan, meniran, dll.

 

Sebagai Lumbung Hidup

Dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat, pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, dimana pekarangan ditanami dengan tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubikayu, ubijalar, jagung, talas dll. Pada masa lalu, ketika masih ada musim “paceklik” dimana masa belum panen padi, peran pekarangan sebagai lumbung hidup ini sangat berarti sekali, sebagai pengganti padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan jagung maupun umbi-umbian yang dapat dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi bahan makanan pokok.

Sebagai Bank Hidup

Pekarangan dapat pula berfungsi sebagai bank hidup, dimana pekarangan yang ditanami tanaman keras/ tahunan yang dapat menghasilkan uang, tanaman ini merupakan investasi jangka panjang, yakni pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan seperti; rambutan, durian, sukun, mangga, belimbing, salak, lengkeng, alpukat maupun tanaman kayu seperti albasiah, mahoni, jati dll.

Dalam mengelola lahan pekarangan sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif secara berkelanjutan.

 

Sumber : dari berbagai sumber

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *