Potensi Ubi Jalar Purbalingga

Tingginya permintaan ubi Jepang baik dari super market, industri pengolahan makanan tujuan ekspor, hingga pasar dalam negeri membuat usaha budidaya ubi Jepang ini cukup menjanjikan.

Umbi yang bernama Latin Satsui maimo ini merupakan produk pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pasalnya, masa tanamnya singkat yakni hanya sekitar 3 – 4 bulan.

Di Kecamatan mrebet sendiri potensi ubi jalar mencapai 30 hektar yang tersebar di beberapa desa diantaranya Onje, Selaganggeng, Tangkisan, Serayu Karanganyar, Bojong, Campakoah, Pagerandong. Produksi standarnya sekitar 2,5 ton per 100 ubin, atau sekitar 17,5 sampai 20 ton per hektar. Hasil panen ada yang dijual di pasar umum maupun yang bermitra dengan perusahaan. Jika harga sedang bagus bisa mencapai Rp. 2.500,- per kg, tapi kalau harga sedang murah bisa mencapai Rp. 1.400,-. Bisa saja hal itu terjadi karena jalur yg ditempuh cukup panjang, misal dari perusahaan penampung dihargai per kg 2.200, sama orang dilapangan ikut ambil untung menjadi 2.000, dan ternyata dilempar lagi ke tengkulak atau pengepul sehingga sampai petani harga semakin rendah.

Budidaya ubi jalar mencapai produktivitas paling optimal bila ditanam pada dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dari permukaan laut (mdpl). Namun, tanaman ubi jalar ini masih bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian di atas 1000 mdpl, hanya saja jangka waktu untuk pemanenan dari waktu tanam menjadi lebih panjang. Sinar matahari diperlukan oleh tanaman ini untuk hasil maksimal, kebutuhannya penyinaran matahari sekitar 11-12 jam sehari. Jadi di Purbalingga sangat cocok untuk dikembangan ubi jalar ini.

Cara budidaya ubi jalar untuk semua jenis boleh dibilang semunya tekniknya sama, yang membedakan adalah cepat tidaknya masa panen dari masa tanam. Ada 4 langkah penting yang harus diperhatikan untuk budidaya ubi jalar yang baik dan benar.

 

  1. Pemilihan Bibit Yang Baik dan Unggulan

Untuk menyiapkan bibit dalam budidaya ubi jalar bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni cara generatif dan cara vegetatif.

a). Cara Generatif

Pembibitan dengan cara generatif jarang dilakukan, namun untuk hasil yang diperoleh jauh lebih baik dan lebih sehat untuk bakal calon tanaman ubi jalar.

Penyiapan bibit dengan cara generatif yaitu pembibitan dari pembuahan umbi kemudian menghasilkan tunas baru. Jika kamu memilih cara generatif, caranya pilih umbi berkualitas baik dan sehat, umbi kemudian diiris menjadi 2 bagian atau lebih (fungsinya untuk merangsang umbi agar cepat tumbuh akar dan tunas barunya).

Umbi yang telah diiris ditusuk dengan bambu yag sudah diiris sebagai skat atau penyanga. Kemudian setengah dari irisan umbi bakal bibit tadi sebagian ditaruh didalam air, setengah lagi diatas permukaan agar tumbuh tunas barunya. Atur sedemikian rupa agar umbi setengah tetap didalam air dan setengah lagi dipermukaan terkena cahaya matahari.

Persiapkan wadah berisi air, wadah bisa seperti bekas gelas air mineral / bak untuk menaruh banyak umbi yang sudah diskat. Taruh wadah yang sudah berisi umbi di tempat lembab teduh (tetap terkena cahaya matahari secukupnya) hingga keluar tunasnya sampai 2-4 minggu hingga tunas sudah muncul sedikit akar.

 

Setelah tunas tumbuh dan muncul akar yang kecil, tunas dipindahkan terpisah ke tempat khusus seperti polibag / mangkuk kecil, siram setiap hari dengan air secukupnya selama 2-3 hari hingga daun tunas terlihat segar dan akar tumbuh lebih banyak.

Proses terakhir, tunas segar tersebut sudah menajdi bibit unggulan yang siap ditanam dilahan / kebun kamu untuk dibesarkan.

b). Cara Vegetatif

Pembibitan dengan cara vegetatif adalah pembibitan tanpa melalui pembuahan dari umbi. Pembibitan ini dilakukan dengan cara stek dari batang tanaman umbi jalar pilihan untuk dijadikan indukkan.

Cara memilih batang indukan yang baik adalah tanaman yang sudah berumur diatas 2 bulan dengan ruas batang pendek dan besar (bisa batang bisa pucuk dari batang). Batang tersebut dipotong dengan panjang sekiat 20-25 cm, pada setiap potongan minimal memiliki dua ruas. Pada ruas pertama untuk tumbuh akar lebih cepat dan ruas kedua untuk tumbuh tunas yang baru. Lakukan pemotorngan batang untuk bibit pada pagi hari.

Untuk perawatan bibit cara vegetatif, batang yang sudah dipotong diberishkan dan dibuang daun-daun yang masih ada diruas batang untuk mengurangi penguapan yang berlebihan, kemudian kumpulkan batang-batang pilihan dan ikat dengan tali (bisa rafia) per 100 batang / stek, simpan ditempat yang teduh dan sejuk dalam posisi berdiri (tidak boleh bertumpukan) selama 7 hari.

Setelah itu, bibit ini siap untuk ditanam dilahan. Biasanya cara vegetatif ini banyak digunakan karena proses penyiapan bibitnya relatif lebih cepat jika digunakan pada lahan yang besar. Untuk lahan seluas satu hektar, dibutuhkan sekitar 36.000 bibit ubi jalar siap tanam.

Catatan, pembibitan dengan cara stek bisa dilakukan secara turun-temurun kurang lebih 3-4 kali penyetekan. Jika sudah sampai 4 kali pembibitan mulai dari indukan baru dengan cara generatif / pembuahan dari umbi jalar langsung. Karena semakin banyak melakukan indukan dari stek, kualitas tanaman dan hasil umbi semakin buruk, kecil dan bahkan tidak berbuah.

  1. Persiapkan Lahan Tanam yang Baik

Persiapan lahan ini harus dilakukan dalam kurun waktu minimal 3 minggu sebelum penanaman bibit. Kondisi tanah yang baik untuk budidaya ubi jalar adalah tanah lempung berpasir, gembur dan banyak mengandung unsur hara serta memiliki drainase yang baik. Tanah yang ideal untuk budidaya ubi jalar membutuhan derajat keasaman tanah sekitar 5,5-7,5 pH.

Budidaya ubi jalar pada tanah kering dan retak-retak akan menurunkan imunitas tanaman, akibatnya tanaman mudah terserang hama dan penyakit. Sebaliknya bila ditanam ditempat becek atau basah hasil umbinya akan kerdil, kadar serat tinggi, umbi mudah busuk dan bentuknya benjol.

Tanaman ubi jalar tumbuh baik pada lahan tegalan atau bekas sawah. Pada lahan tegalan, budidaya ubi jalar cocok dilakukan diakhir musim hujan. Sedangkan untuk lahan sawah lebih cocok pada musim kemarau. Untuk membersiapkan lahan yang baik, kebutuhan pupuk untuk memperbaiki kualitas tanah relatif membutuhkan pupuk organik yang banyak, apalagi tanah bekas persawahan.

a). Teknik Pengolahan Tanah dan Pemupukan

Pertama kali yang harus dilakukan adalah penggemburan tanah dengan cara pembajakan (dengan traktor / mesin bajak), tanah yang dibajak usahakan bisa gembur dan halus kemudian buat bedengan / gundukan-gundukan tanah untuk media tanam ubi jalar nantinya. Setiap satu baris bedengan memiliki lebar sekitar 80-100 cm.

Saat melakukan pembajakan, kamu tambahkan pupuk-pupuk organik seperti kotoran hewan dan bekas daun-daunan yang sudah menjadi kompos. Untuk pemilihan pupuk organik dari kotoran yang baik adalah kotoran sapi, kotoran kambing dan kotoran ayam dengan syarat kotoran-kotoran tersebut sudah diframentasi / dikeringakan terlebih dahulu. Pemberian pupuk kandang untuk pengolahan tanah pada lahan seluas satu hektar dosis yang dibutuhkan sekitar 20 ton pupuk kandang.

Pemilihan pupuk organik lebih baik karena lebih alami dan lebih sehat jika kamu mengkonsumsi tanaman dari budidaya secara organik. Pupuk organik dari kotoran banyak mengandung unsur-unsur yang baik untuk tanaman seperti nitrogen (N), fosfor, kalium (K), kalsium (Ca) dan yang lainnya. Kelebihan lainnya pupuk organik seperti kotoran-kotoran tadi lebih ramah lingkungan dan tidak merusak tanah.

Semua pupuk organik yang sudah menjadi kompos dan sudah difragmentasi tadi dicampur aduk bersama saat penggemburan tanah agar tercampur dan diproses ulang oleh tanah pada lahan. Setelah selesai mempersiapkan lahan dan gundukan-gundukan tanah siap, yang perlu diperhatikan tidak boleh langsung ditanami bibit ubi jalar.

Proses menunggu sampai tanah siap ditanam minimal 3 minggu setelah pengolahan lahan, jika terlalu cepat tanah masih memproses pupuk yang kamu persiapkan tadi. Jika dalam proses ini proses tumbuh tanaman malah jadi tidak maksimal dan bahkan banyak yang mati / layu.

Lakukan penanaman diantara minggu ke 3-4, jika terlalu lama juga tidak baik karena unsur nitrogen dalam tanah akan banyak berkurang, Unsur nitrogen (N) tanah fungsinya untuk kesuburan bibit tanaman agar lebih cepat tumbuh besar untuk tunas, akar, batang dan melebatkan daun serta umbi agar berbuah lebat.

Pada masa tunggu sampai lahan siap ditanami bibit yang sudah disiapkan, perawatan lahan yaitu dengan mengairi atau membasahi air secukupnya, air tidak boleh sampai mengenangi lahan pertanian.

Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi, yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan 110 kg K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman.

Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di daerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (±100 kg Cl/ha)

Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah

  1. Penanaman Ubi Jalar Yang Baik dan Benar

Penanam ubi jalar cukup mudah dilakukan, namun ada hal sepele yang harus kamu perhatikan untuk penanaman ini agar ubi jalar tumbuh optimal dengan gizi yang tercukupi. Bibit ubi jalar sebaiknya ditanam dengan cara membenamkan 2/3 stek batang ke dalam tanah.

Pada 1 baris bedengan lahan tanam terdapat satu atau dua baris lajur tanaman, bibit ditanam pada kedua sisi agak kepinggir dari setiap bedengan. Jarak tanaman antar satu baris 40 cm, hal ini agar antar tanaman mempunyai porsi nutrisi dari unsur hara tanah yang maksimal.

Teknik penanaman bibit dilakukan dengan cara yang halus, pertama-tama dari tanah bedengan digali sedikit dengan alat tanam ringan, taruh bibit pada tanah yang telah dilubangi tersebut. Kemudian timbun bibit juga dengan cara yang halus. Setelah semua bibit selesai ditanam, tahap berikutnya adalah penyiraman.

Pada awal penanaman usahakan tanah selalu lembab dan basah, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari pada setiap bibit yang sudah ditanam pada bedengan. Jika intensitas hujan didaerah lahan tanaman cukup tinggi, tidak perlu melakukan penyiraman. Jika kadar air hujan terlalu banyak, wajib menguranginya agar kadar kelembaban tanah tetap terjaga.

Perawaatan penanaman awal ini dilakukan rutin sekitar 2-3 minggu dan memastikan tanaman tumbuh tunas batang yang baru, biarkan tunas-tunas merambat liar ketanah untuk mengoptimalkan pertumbuhan awal dari bibit yang kamu tanam.

 

  1. Perawatan Ubi Jalar Ungu Agar Berumbi Besar

Setelah 3 minggu jika ada bibit yang mati, gagal tumbuh atau layu segera lakukan penyulaman dengan mengganti bibit yang gagal tumbuh tadi dengan bibit baru. Aktivitas penyulaman ini sembari kamu merawat tanah dan membersihkan rumput-rumput liar / gulma yang tumbuh pada bedengan-bedengan yang disediakan buat tanaman ubi jalar.

a). Pembersihan Gulma dan Mengatasi Tanaman Yang Kena Hama & Sakit

Pembersihan rumput / gulma ini sangat penting karena dapat mengganggu pertumbuhan ubi kamu. Unsur hara yang terkandung didalam tanah akan terbagi dengan tanaman gulma yang tumbuh bersama tanaman ubi jalar. Tata cara pencabutan gulma harus sampai ke akar-akarnya agar tidak tumbuh lagi.

Gulma yang tumbuh cukup besar harus dibuang / disingkirkan dari sekitar bedengan, tapi jika gulma nya masih tumbuh kecil-kecil sekitar 0,5 cm bisa dicabut, dipotong akarnya dan ditenggelamkan ditanah-tanah sekitar bedengan. Gulma / rumput kecil mengandung banyak nutrisi dan nitrogen yang bagus untuk tanaman yang dalam masa pertumbuhan.

Jika menemui tanaman sakit atau terkena hama, biasanya tanaman akan terlihat layu dan tidak sehat ditandai dengan daun kuning dan banyak yang rontok. Hama yang menyerang tanaman ubi jalar biasanya adalah ulat yang ada di dalam ubi maupun pada daun.

Solusinya adalah membersihkan tanaman yang sakit agar tidak menular, yaitu memang dengan cara kimiawi yaitu dengan penyemprotan insektisida seperti copcide, bahan aktif tembaga hidroksida, Score, Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan. Jika didapati ada tanaman yang sakit terlalu parah, kamu harus mencabutnya untuk memutus penularan ke tanaman yang lainnya.

b). Pengairan dan Penyiraman

Pengairan pada masa pertumbuhan ubi juga tetap diperlukan agar tumbuh tanaman dan hasil umbi berukuran besar dan melimpah. Masa pembentukan dan pengembangan buah ubi pada masa 1-2 bulan setelah penanaman. Pada masa ini penyiraman cukup dilakukan seminggu sekali, waktu penyiraman terbaik adalah di pagi atau sore hari.

Untuk pengairan, irigasi air harus berfungsi dengan baik, ini penting untuk diperhatikan dalam kegiatan penyiraman adalah untuk menghindari tanah tidak terlalu becek. Penyiraman bisa dilakukan seminggu sekali secara terus menerus. Kemudian

c). Penggemburan Tanah

Pada usia 4 minggu setelah masa tanam, dilakukan perawatan berupa penggemburan tanah dengan cara membongkar sedikit demi sedikit disekitar pangkal tanam dari ubi jalar, radius jaraknya sekitar 10 cm dari pusat akar tanaman. Hal ini dimaksudkan agar tumbuh tanaman tidak menjalar kemana-mana, dari pengalaman para petani dengan cara ini, hasil pertumbuhan optimal, rapi dan umbi yang dihasilan cukup besar.

Pada usia 6-9 minggu tanah yang dibongkar tadi ditutup kembali sambil merapikan akar-akar yang menjalar keluar dari jalur penanaman. Jika konsentrasi pertumbuhan umbi diatur terpusat pada pangkal akar, umbi akan tumbuh berukuran besar-besar. Biasanya di petani hal ini dilakukan dengan cara membalikan tanaman, tapi pada intinya memutus akar yang tumbuh di sulur, supaya pertumbuhan umbi terkonsentrasi di pangkal tanaman.

HAMA UBI JALAR

  1. Hama Boleng/Lanas Cylas formicarius (Coleoptera : Brentidae)

Artinya ubi jalar tersebut terkena hama Boleng (Cylas formicarius).

Ubi tersebut tidak layak ketika dikonsumsi manusia maupun hewan yang disebabkan oleh jaringan umbi yang terserang menghasilkan senyawa terpin yang baunya tidak sedap dan terasa pahit. Selanjutnya kerusakan akan lebih parah pada saat umbi dilakukan penyimpanan.

Hama ini disebabkan oleh kumbang penggerek yang sering memakan atau merusak daun, batang dan umbi dengan cara membuat lubang. Selain kumbang yang dewasa (imago) larvanya juga menggerek dan memakan batang dan umbi yang dicirikan dengan adanya kotoran yang ditimbun di sekitar lubang gerakan dan mengeluarkan bau yang khas dan tak sedap. Bagaimana mengendalikannya ?

Hama yang dapat merusak umbi sejak umbi masih di kebun hingga di tempat penyimpanan ini, biasanya mudah menyebar pada saat musim kemarau, mampu menurunkan hasil berkisar antara 10-80%. Di Indonesia, hama ini terdapat di semua daerah penghasil ubi jalar.

  1. Penggerek Batang Ubi Jalar Omphisia anastomasalis (Lepidoptera : Pyralidae)

Deskripsi dan Biologi. Sebagian besar telur diletakkan secara individual di permukaan bawah daun, terutama di bagian tepi daun. Ada juga telur yang diletakkan pada batang. Pada tanaman yang terserang biasanya terdapat tumpukan serbuk halus berwarna kecoklatan di sekitar pangkal batang. Kerusakan. Larva membuat lubang dengan cara menggerek bagian dalam batang tanaman ubi jalar tidak lama setelah larva keluar dari telur, dan kadang-kadang menembus leher pangkal umbi. Akibat aktivitas makan larva menyebabkan terjadinya pembesaran dan lignifikasi pada pangkal batang dan terbentuknya rongga dimana rongga tersebut diisi dengan serbuk halus bekas gerekan. Tanaman menjadi layu dan mati. Serangan penggerek batang pada tahap awal pertumbuhan tanaman ubi jalar dapat menghambat pembentukan umbi.

Pengendalian. Pengurugan pada guludan sering dipraktekkan untuk mengurangi kerusakan dari serangan kumbang Cylas. Namun, selain itu ternyata pengurugan pada guludan juga memberikan kontribusi positif terhadap upaya pengendalian penggerek batang. Pengurugan pada guludan menjadi efektif karena lubang yang dibuat oleh larva sebagai jalan keluar serangga dewasa penggerek batang menjadi tertutupi oleh tanah. Semprot pestisida sistemik bahan aktif imidaklorpid atau dimehipom dengan catatan waktu panen masih lebih dari 3 minggu. Kurang dari itu, hasil panen rawan residu kimia

 

Pemanenan Ubi Jalar

Masa ubi jalar siap untuk dipanen adalah ketika tanaman ubi sudah berumur 3 – 4 bulan, tergantung varietas ubi jalar yang ditanam. Pemanenan yang baik dilakukan saat musim kering, pemanenan saat tanah gembur dan terlalu basah akan membuat ubi basah dan rentan terhadap pembusukan.

Jika waktu panen bertepatan dengan musim penghujan, solusinya adalah adalah memilih hari minimal 7 hari setelah hujan turun. Jika memang sulit menemui hari yang sesuai, setelah pemanenan umbi yang sudah dipanen harus dikeringkan dari sisa air yang ada, bisa dijemur atau diangikan supaya umbi lebih kering.

Pastikan setelah pemanenan umbi bersih dan kering. Budidaya tanaman ubi jalar yang sukses adalah tanaman yang bisa menghasilkan minimal 1 kg dari setiap bibit tanaman. Perhitungan untuk satu hektar lahan bisa mengaghasilkan 20 ton.

 

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *