Produksi Jamur di Paguyuban Petani Jamur Purbalingga

Paguyuban Petani Jamur Purbalingga berdiri pada tanggal 25 Mei 2015, dengan sekretariat di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar, dengan wilayah se Kabupaten Purbalingga. Jumlah anggota sekarang 27 orang dan yang aktif 21 orang tersebar di 13 kecamatan dan 18 desa, yaitu Kecamatan Mrebet, Karangreja, Kertanegara, Karanganyar, Karangmoncol, Purbalingga, Kaligondang, Kalimanah, Bojongsari, Bukateja, Purbalingga, Kaligondang, Kutasari dan Bobotsari. Jumlah terbanyak di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar yaitu 2 orang. Belum semua petani jamur di Purbalingga masuk menjadi anggota Paguyuban Petani Jamur Purbalingga.

Kapasitas produksi perhari bervariasi dari 5 kg sampai dengan 40 kg per hari. Jenis jamur yang dibudidayakan adalah jamur tiram putih. Produksi total per hari 320 kg dengan jumlah kumbung jamur 22 bh. Rata-rata kepemilikan jumlah kumbung jamur 1 buah kecuali 2 orang yang memiliki 2 buah kumbung jamur yaitu Dedy Febrianto di Desa Brakas Kecamatan Karanganyar dengan produksi total 40 kg per hari dan Angkat Hermawan di Desa Tlahab Kidul Kecamatan Karangreja dengan produksi total 30 kg per hari.

Pemasaran masih lokal tapi pemasaran terbesar di Pasar Bobotsari 1 kw per hari. Harga di petani 8.500 rupiah harga pedagang 10.000 rupiah, harga eceran 12.000 sampai 13.000 rupiah.

Produsen benih ada 2 orang yaitu Syamsudin dan Alfian Daniarto. Syamsudin bertempat tinggal di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar, produksi 2.000 botol per bulan dengan harga 5.000 rupiah per botol. Nantinya dari 1 botol menjadi 60 baglog. Benih jamur ini selain dipasarkan ke petani Purbalingga, ada juga yang diambil petani jamur dari Cirebon. Syamsudin mulai membudidayakan jamur pada tahun 1998. 40 % produksi benih dibeli oleh anggota sisanya diluar anggota Paguyuban Petani Jamur Purbalingga.

Di Kabupaten Purbalingga Paguyuban Petani Jamur Purbalingga sudah mendapatkan pelatihan pembibitan jamur oleh LIPI pada tahun 2015 yaitu Dr. Iwan Sakiawan melalui APBD Kabupaten pada Dinas Pertanian dan mendapat bantuan autoclaf, rak besi dan lain-lain. Dan pada tahun 2016 mendapat bantuan anggaran dari APBD juga untuk pembuatan sentra produksi baglog. Untuk Kegiatan Dinas Pertanian adalah studi banding ke Sanggar Tani Media Agro Merapi Grogol, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dan Bantuan Alat pengepres baglog otomatis 1 unit dan Mixer diesel kapasitas 100 baglog 1 unit.

Kemudian pada tahun 2017 mendapat pendampingan Unsoed melalui Program Hi-link dengan Unsoed. Hi-Link yaitu kerjasama antara Perguruan Tinggi (Unsoed) dengan industry dan Pemda. Tujuannnya untuk meningkatkan capacity building Perguruan Tinggi dalam penerapan teknologi teuan Perguruan Tinggi yang dibutuhkan oleh industry dan masyarakat secara berkelanjutan dan institusional, agar memperkuat daya saing industry mitra dan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan cara pemberdayaan masyarakat. Jangka waktunya multi years selama 3 tahun. Anggaran dari APBD juga untuk pembuatan sentra produksi baglog. Untuk Kegiatan Dinas Pertanian adalah pelatihan budidaya jamur merang (narasumber dari Unsoed Dr. Nuniek Ina Ratnaningtyas, M.S.,) studi banding ke CV. Asa Agro Corporation Kp. Jenggung, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan Bantuan kumbung jamur merang dan perlengkapannya 1 paket.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *