STOP PEMBAKARAN JERAMI PADI

Tidak dapat dipungkiri bahwa beban lahan pertanian dari tahun ke tahun semakin berat, konversi lahan yang semakin tinggi dan kerusakan lingkungan, disisi lain pertanian harus menyediakan pangan yang jumlahnya dari tahun ke tahun harus terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan. Ekstensifikasi pertanian sudah tidak memungkinkan, yang paling tepat adalah intensifikasi pertanian dengan perbaikan lahan, terutama lahan sawah.

Pembakaran jerami padi sisa panen sudah umum dilakukan oleh petani di Indonesia, praktek ini juga sering dilakukan oleh petani-petani di negara-negara lain, seperti Cina dan Vietnam. Kebanyakan petani beranggapan bahwa unsur hara pada abu jerami padi lebih cepat masuk ke tanah dan terserap oleh tanaman berikutnya daripada hanya jerami yang dibenamkan.

Sebenarnya membakar jerami padi menimbulkan banyak kerugian, kerugian tersebut antara lain :

  1. Membakar sama dengan membakar unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut. Unsur yang seharusnya bisa menambah kesuburan tanah hanya akan terbuang sia-sia
  2. Batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika hanya akan terbakar menjadi karbon atau arang
  3. Jerami yang ditanamkan ke dalam tanah akan menjadi makanan mikroorganisme tanah, tapi jika dibakar justru akan membunuh mikroorganisme di permukaan tanah
  4. Secara perlahan namun pasti pembakaran jerami akan menurunkan produktivitas tanah sehingga kuota panen semakin hari akan semakin menurun
  5. Sebenarnya pembakaran jerami padi adalah pemborosan. Karena jika ingin mengembalikan jerami padi ke sawah tentunya pemupukan akan bisa kita kurangi, namun jika dibakar maka akan memerlukan biaya pupuk lebih banyak.
  6. Asap yang dihasilkan dari pembakaran jerami akan mengakibatkan polusi/pencemaran udara dan sekaligus merusak ozon pelindung bumi.
  7. Pengembalian jerami padi ke sawah akan mengembalikan unsur hara kalium ke dalam tanah. Unsur kalium berfungsi sebagai penguat dan pengeras bagian tanaman dari serangan hama dan penyakit. Jika kita bakar terus menerus tanpa penambahan unsur hara K ke dalam tanah akan menyebabkan tanaman padi rentan hama penyakit.

Pada tanah berliat pemberian kompos jerami dapat memperbaiki porositas tanah, sehingga kelebihan air dapat mudah dihilangkan atau didrainasekan. Hal ini penting pada tanah-tanah yang ditanami bukan tanaman padi. Sebaliknya pada tanah pasir, daya menahan air menjadi menjadi lebih baik, mempertahankan perakaran tidak mudah kekeringan serta mencegah kehilangan hara melalui pencucian. Kompos jerami secara bertahap dapat menambah kandungan bahan organik tanah, dan lambat laun akan mengembalikan kesuburan tanah. Kompos jerami padi memiliki potensi hara yang tinggi.

Hasil analisis kompos jerami padi yang dibuat dengan waktu pengomposan 3 minggu adalah sebagai berikut :

  • Rasio C/N 18,88
  • C 35,11%
  • N 1,86%
  • P2O5 0,21%
  • K2O 5,35%
  • AIR 55%

Berdasarkan data diatas, per ton kompos jerami padi memiliki kandungan hara setara dengan 41,3 kg urea, 5,8 kg SP36, 89,17 kg KCL atau total 136,27 kg NPK

 

Mengingat manfaat tersebut, perlu peran serta pihak-pihak terkait untuk selalu menggaungkan sosialisasi stop pembakaran jerami, kesadaran petani untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan merawat lahan usaha taninya dengan cara tidak membakar jerami padi perlu ditingkatkan sehingga pembangunan pertanian berkelanjutan dapat terwujud.

 

Sumber : dari berbagai sumber

 

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *