NGAHADI HADI PRAWOTO BERDAYAKAN PETANI BUNCIS UNTUK PASAR EKSPOR

KARANGREJA #sedulurtani. Program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) menjadi andalan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong roda perekonomian. Digagas oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo, program ini mendorong pengusaha dan eksportir melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat. Gerakan ini merupakan bagian dari program jangka panjang yang diyakini memiliki dampak besar pada roda ekonomi nasional. Sebab, nantinya akan ada jutaan orang yang terlibat di sektor pertanian.

Fasilitasi yang dilakukan dalam program ini adalah 1) identifikasi komoditas berpotensi ekspor, 2) menggandeng petani dan pengusaha, khusunya kalangan milenia, 3) membuka akses modal berupa KUR, Alsintan, Saprotan, biaya produksi dll. 4) implementasi teknologi budidaya (benih, pemupukan, pengendalian OPT, penggunaan Alsintan), 5) implementasi teknologi pasca panen (sortir dan packaging) dan 6) akses pemasaran. Keenam hal tersebut dengan dukungan pemerintah pusat dan pemerintah Propinsi Jawa Tengah gencar diupayakan oleh Dinas Pertanian Purbalingga. “Kami akan mendorong para milenial agar terus berkiprah dalam bidang pertanian, apalagi jika membudidayakan komoditas yang pasar ekspornya terbuka, seperti Pak Hadi” Jelas Mukodam, S.Pt, Kepala Dinas Pertanian Purbalingga.

Salah satu petani dan pengusaha yang didorong untuk terus memperbesar volume ekspornya adalah Ngahadi Hadi Parwoto (37 Th). Pengusaha milenial yang juga petani horti ini membina puluhan petani di Desa Tlahab Kidul dan sekitarnya untuk membudidayakan Baby Buncis dan diekspor ke Singapura, lewat sebuah perusahaan eksportir produk hortikultura PT Corona. “Yang utama adalah memberdayakan petani “ Jelas Hadi. Dengan bermitra dengan dia, sambung Hadi, petani mendapatkan fasilitas benih, pendampingan, jaminan harga dan jaminan pasar. Dengan jaminan tersebut kini banyak petani tertarik bermitra dengannya. Setiap hari tidak kurang ada 4 kilo gram benih yang ditanam oleh petani, petani tinggal memelihara dengan sebaik baiknya, jika ada persoalan Hadi akan mendampingi para petani menyelesaikannya.

Pada saat panen, petani membawa hasil panen buncisnya ke pinggir jalan, pihak perusahaanlah yang akan mengambilnya. Setiap hari Hadi mengirimkan Buncis segar seberat 5 kuintal dalam kemasan sekunder plastik dan kemasan karton. Buncis kemasan tersebut akan diambil perusahaan untuk dikirimkan ke Singapura lewat Semarang dengan Pesawat Terbang. Marwati, A.Md, penyuluh wilayah binaan setempat mengatakan kegiatan budi daya Baby Buncis tersebut telah melibatkan banyak tenaga kerja baik di proses on farm, sampai proses sortir dan pengepakan. “Petani juga menikmati harga bagus, dengan bermitra dengan Pak Hadi, pada tahun ini harganya rata rata mencapai lima ribu rupiah” Tambah Marwati.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah juga memberikan perhatian kepada Hadi. Kemarin Kamis (19/3), kegiatan sortir dan pengepakan Buncis mendapat kunjungan dari Bidang P2BU Dintanbun Propinsi Jawa Tengah. Kunjungan dalam rangka mengidentifikasi produk – produk yang mempunyai potensi ekspor mendukung Gratieks tersebut dipimpin oleh Ike Hermin Cahyani, S.Sos,MM. “Ternyata potensi Purbalingga sangat banyak termasuk Baby Buncis yang banyak dibutuhkan di Singapura, kita akan dorong terus para petani, para pengusaha dan para penyuluh, maju terus pertanian Jawa Tengah” Pungkas Ike penuh semangat.(SubbagPP).
#pertanianmelawancovid19
#pertanianmasuksekolah
#penyuluhsahabatpetani
#dinpertanpurbalingga
#purbalinggamemikat
#jatenggayeng
#kostratani
#kementerianpertanianRI
#pertanianmajumandirimodern

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *